Rabu, 30 Mei 2018

Tiba Waktunya


                                 
Waktu demi waktu telah berlalu begitu cepat, hari demi hari telah di lewati bersama. Kenangan demi kenangan berlalu begitu cepat tak terasa sebentar lagi hari kelulusan akan tiba. Dimana semua siswa akan berpisah dan mungkin akan sulit untuk kembali berjumpa. Selamat datang di dunia mahasiswa, dimana hidup yang sesungguhnya akan dialami para lulusan yang akan melanjutkan ke perguran tinggi. Hari ini aku dan teman – teman berkumpul di aula, menanti pengumuman kelulusan. Tak lama kemudian pengumuman telah di pajang di papan pengumuman siswa. Semua siswa segera berhamburan mendatangi papan pengumuman. Para siswa dinyatakan lulus 100%. Sorak ria suara kebahagiaan mereka. Aku pun turut berbahagia dan tak terasa sebentar lagi perpisahan memang sudah ada di depan mata, bukan di ambang pintu lagi. Dari kejauhan aku melihat sosok cowok berparas manis yang memiliki senyum manis pula tersenyum kepadaku. Aku pun membalas senyumannya. Ya dia adalah Rafa. Cowok yang sudah genap 3 tahun ini singgah di hatiku dan ya masih begitu saja sampai saat ini. Sudah selama ini aku menunggunya untuk memberikan sebuah kepastian yang nyatanya tak kunjung datang sampai waktu perpisahan akan segera tiba. Annisa datang menghampiriku seraya berkata “Hai Delia! Akhirnya kita sudah lulus!” ucapnya padaku. Annisa adalah sahabatku sejak kelas 7 SMP dan sekaligus dia adalah teman sekelas Rafa. “Alhamdulillah Nis. Eh gimana si dia? Keterima SNMPTN kah?” tanyaku padanya. “Iya Del, Alhamdulillah dia keterima di IPB!” ucap Annisa seraya merangkulku. Mendengar semua itu aku pun turut bangga dan bahagia. “Alhamdulillah…” ucapku. “Eh ya udah ya aku mau balik ke kelas dulu nih see yaa!” ucap Annisa seraya melambaikan tangan padaku. Aku dan Annisa memang beda jurusan. Annisa dari kelas 12 IPA 3 sedangkan aku dari kelas 12 IPS 1. Perbedaan itu nggak membuat kita merasa berbeda kok masih sama aja hahaha. Pernah sih dia cerita kalau dia pengen masuk ke IPS tapi kenyataannya dia malah masuk di kelas IPA. Beda lagi sih sama aku yang dari SMP udah bercita – cita ingin masuk ke kelas IPS ketika SMA nanti. Dan keturutan hehe Alhamdulillah aja sih. Emang kemampuanku cenderung ke IPS. So? No problem lah.

Setelah kelulusan ini aku masih harus berjuang untuk menghadapi SBMPTN. Ya bisa dibilang aku nggak lolos seleksi SNMPTN. But it’s okay ini adalah awal dari perjuanganku jadi tetap semangat! Semoga bisa lolos di SBMPTN. Sedikit curhat sih banyak anak – anak dari kalangan IPA ketika di SBMPTN ngambil jurusan anak IPS alias SOSHUM. Suka bingung dan kesel! Ya tapi mau gimana lagi percaya aja deh sama Allah rejeki itu nggak kemana kok. Apapun yang udah di takdirkan untuk kita pasti bakal jadi milik kita. Mari kita bersaing secara damai ajalah. Walaupun hmm juju aja sih ya, kadang kesel dan nggak rela. Eh maaf jadi curhat nih wkwkwk. SEMANGAT TERUS PEJUANG SBMPTN! 
Malam pun tiba aku segera menuju kamar mengambil buku di rak dan mulai menyalakan lampu belajarku. “Nggak ada waktu buat main – main lagi! Sebentar lagi SBMPTN!” ucapku berkobar – kobar. Yap! Malam itu aku belajar materi dan mengerjakan soal – soal latihan. Tiba – tiba aku mendengar ketukan pintu kamarku, aku segara beranjak bangkit dari kursi dan menghampiri pintu. “Nduk sudah malam jangan belajar terus. Kamu juga butuh istirahat, jangan terlalu memforsir tenagamu nduk.” Ucap ibuku. Aku melihat jam dinding di kamarku dan tak terasa ternyata jam menunjukkan pukul 22.00 p.m “Iya Bu, Delia bereskan bukunya dan nanti segera tidur hehe.” Ucapku seraya memeluk wanita itu. Segera aku merapikan buku – buku belajarku tadi. Dan segera merebahkan tubuh di kasurku “Wahh capek sekali tubuhku ini!” ucapku seraya memejamkan mataku.

Alarm handphoneku bordering, aku segera membuka mataku yang sebenarnya masih mengantuk. Aku melihat jam dinding pukul 04.00 a.m. segera aku beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Tak lama kemudian aku kembali lagi ke kamar untuk menunaikan sholat subuh. Setelah sholat subuh aku membuka layar handphoneku ku lihat ada beberapa pesan yang masuk. From : Rafa “Nanti bisa bicara sebentar kah?” melihat pesan itu aku pun sontak kaget dan segera membalasnya. Delia “Iya bisa kok.” Balasku singkat. “Tumben banget dia chat jam segini. Mau ngomongin apa ya kira – kira? Hm semoga aja nggak mengecewakan deh kali ini.” Ucapku seraya merapikan kasurku yang berantakan seperti kapal pecah ini hahaha. Ayam mulai berkokok pertanda matahari telak terbit dari ufuk segera aku bergegas mandi bersiap – siap untuk pergi ke sekolah. Hari ini agendanya yaitu gladi bersih sebelum perpisahan besok. Setelah mandi segera aku turun dan sarapan bersama keluargaku. “Delia ini Ibu sudah siapkan bekal buat kamu.” Ucap Ibu padaku. “Wah iya Ibu terimakasih banyak!” ucapku pada Ibu. “Gimana Nak? Persiapanmu untuk mengikuti ujian masuk PTN?” Tanya Ayahku. Aku tersenyum dan menjawab “Alhamdulillah Ayah InsyaAllah Delia sudah siap untuk tes.” Ucapku. Mendengar itu Ayah dan Ibu tersenyum. Jam dinding menunjukkan pukul 06.15 a.m segera aku berpamitan kepada kedua orangtuaku dan segera berangkat menuju ke sekolah. Sekitar 15 menit aku sampai di sekolah. Segera aku menuju ke kelasku, aku melihat teman – teman sudah ada di dalam kelas. “Eh Delia! Kemana aja sih? Tadi Rafa nyariin kamu loh!” ucap Natasha padaku. “Iya kah? Dia itu kebiasaan kayak gitu sih.” Ucapku. “Nggak papa Sha nanti aku chat aja. Thanks ya!” ucapku pada Natasha. Ting! Ting! Handphoneku bordering segera kuraihnya dan mengusap layar. Kulihat pesan dari Rafa. From : Rafa “Nanti aja ketemunya sepulang sekolah ya. Tadi aku udah ke kelasmu kata temanmu kamu belum datang.” Pftt Rafa oh Rafa gimana aku bisa tahu kalau dia akan menghampiriku di kelas? Bilang aja enggak. Menyebalkan sekali cowok ini! Tapi entahlah sampai saat ini hatiku masih untuknya seorang. “Dari siapa Del? Kayaknya kamu kesel banget deh” Tanya Sabrina teman sebangkuku. “Biasalah Brin. Rafa lagi lagi dia bikin kesel.” Ucapku seraya meletakkan handphoneku. “Dia ngabarin kamu? Ya syukur dong! Berarti dia itu bertanggung jawab.” Ucap Sabrina. Sontak aku berpikir benar juga yang dikatakan Sabrina barusan. Seharusnya aku nggak marah sih, hmm. “Iya juga sih ya? Hehe” ucapku seraya menggaruk kepalaku. “Teman – teman! Sekarang juga kita berkumpul di aula sekolah. Sebentar lagi gladi bersih akan dimulai!” ucap Dafa ketua kelasku.
          Akhirnya waktu yang di tunggu telah tiba. Aku duduk di depan kelas menunggu Rafa yang katanya ingin berbicara sesuatu kepadaku entah apa itu. Aku pun juga penasaran. Dari kejauhan kulihat Rafa berlari seraya melambaikan tangan kepadaku. “Delia! Maaf ya lama nunggu akunya.” Ucap Rafa. “Iya Raf, nggak papa kok lagian juga aku baru keluar kelas ini.” Ucapku padanya. “Ya udah kalau gitu kita ngomongnya di caffe depan sekolah aja ya? Disini mah suasananya kurang mendukung.” Ucap Rafa seraya menarik tanganku. Aku hanya tersipu dan tersenyum mendengar apa yang Rafa katakana. Aku semakin penasaran dia mau ngomong apa sih? Tak lama kemudian kita berdua telah sampai di caffe tersebut. “Del kamu mau pesen apa?” Tanya Rafa. “Aku nggak lapar Raf. Aku minum aja deh Matcha Latte” ucapku. “Oh oke, sebentar ya aku pesenin dulu.” Ucap Rafa seraya berlalu memesankan. Tak lama kemudian dia kembali dan duduk seraya menatap mataku dalam – dalam. “Del ada yang mau aku sampaikan ke kamu.” Ucapnya padaku. “Iya? Apa Raf? Bilang aja” ucapku padanya oh Tuhan hatiku berdegup kencang bahkan rasanya aku ingin meletus. “Jujur aja aku udah suka sama kamu lama dan baru kali ini aku berani mengungkapkannya. Jadi maafkan aku yang sudah terlalu lama menjadi pengecut di depan kamu Del.” Ucap Rafa kepadaku dia menggengam erat tanganku. “Akhirnya kamu mengatakan itu Raf, udah 3 tahun lamanya aku nungguin kamu. Dah ini jawaban yang aku harapkan selama ini.” Ucapku tersenyum pada Rafa. Hatiku lega mendengar semua itu rasanya bahagia. Ternyata penantianku selama ini tidak sia – sia. Syukurlah. Dan mulai hari itu kita berdua resmi berpacaran. Kami berfoto bersama dan mengunggahnya di insta story banyak sekali yang me-replynya.
“Akhirnya jadian juga sama doi. Selamat ya!”
“Ciee cieee cemewew baru nih wkakk”
“PJ WOYYY PJ ANJIR”
“Yah gw kalah start nih masih jomblo aja gw L
“Congrats! Langgeng ya buat kalian”
“So sweet dan cocok sekali!”
“Langgeng lur sampai ke pelaminan pokoknya mah”
Aku hanya tersenyum melihat pesan – pesan yang dikirim oleh teman – temanku. Hari ini adalah hari yang sudah lama ku nantikan dan akhirnya dia telah datang kepadaku mengungkapkannya kepadaku hari ini juga.

0 komentar:

Posting Komentar